Sabtu, 27 September 2014

September(ku)

Aku mencuri sepi dalam keramaian untuk diam-diam mengisahkan tentang perjalanan ke tempat yang kini masih menyimpan pilu.

***

Beberapa jam lagi usiamu genap delapan belas tahun, ini kali ke kedua kita tak dapat merayakan bersama di hari jadimu. Kamu yang kini menetap di kota yang berjarak ratusan kilometer dari kota kita, memang terasa begitu menghukum.
"Aku letih dengan urusan kuliah sehari ini, begitu merumitkan, aku istirahat duluan ya, kamu jangan begadang." Isi pesan singkatmu, sebelum kamu benar-benar terlelap dalam tidurmu.

Esok adalah hari pertama mu menjadi MABA di salah satu universitas negeri di kotamu. Aku sudah menduga betapa letihnya kamu untuk mempersiapkan hari esok. "Met tidur ya, gnight dear" balasku.

Aku tak indahkan pesanmu yang mengingatkan untuk tidak begadang malam ini. Bagaimana aku bisa tidur, beberapa jam lagi usia mu bertambah, aku ingin jadi orang pertama yang memberi ucapan selamat pada mu.
Tepat pukul 00:00 aku mengirimkan pesan "Selamat ulang tahun sayang, semoga hari-hari yang engkau lewati selalu diberkahi, sukses dalam citamu dan engkau selalu dalam lindunganNya."
Aku juga telah mencoba menelpon berulang kali, namun sepertinya kamu memang begitu nyenyak tertidur. Lama menanti balasan aku pun juga ikut terlelap dalam penantian.

***

Hal pertama yang aku lakukan saat bangun tidur adalah men-check handphone berharap kamu membalas pesanku. Syukurlah "new message". Ini pesan darinya, sambil tersenyum membuka pesan "Makasi ya Fika" balasan yang singkat.

Pagi ini aku hendak mengisi acara di acara resepsi pernikahan di salah satu gedung, ku pastikan beberapa jam ke depan aku tak dapat dihubungi. Aku telah mengabari itu. Kamu juga telah pamit sebelum berangkat, yaaa ini hari pertama mu menjadi mahasiswa, dan tentunya akan pulang hingga petang.

***

Entah ini hanya perasaan ku, atau memang benar fikirku. Aku rasa hari bahagia mu ini tak begitu sebahagia tahun-tahun yang lalu, untukku tentunya. Apa karna kamu yang sibuk dengan aktivitas baru mu? ataaaau aah iyaa iya karna aktivitas baru mu. "pekikku dalam hati"

"Kamu sudah di rumah? Aku telpon kamu yaa" aku kirim pesan ini untuknya.
"Baru pulang, nanti aku yang telpon kamu, aku akan pergi dengan mama dan kakak, makan di luar" beberapa menit kemudian pesan masuk ke handphone ku.
"Baiklah, malam ini aku akan pergi ke tempat papa. Sebaiknya kamu telpon sebelum aku berangkat ya." balasku.
"Iya Fik" pesanmu.

***

Jam menunjukkan pukul 23.00, "kamu jadi menghubungi aku?" pesan yang ku kirim.
Tak lama engkau membalas, "yaaa, sebentar, aku di warnet".
"Aku berangkat ya sayang, hati-hati kamu" balas ku.


Perjalanan dua jam nan kelam semakin syahdu memikirkan mu. "Iyaaa iyaaa dia pasti perlu waktu untuk aktivitas barunya" pikir ku.
Air mata tak diundang pun menetes pilu, menghantarkan ke tempat tujuan.

"Aku telah tiba" kabar ku padanya.
Malam yang kelam, hantarkan aku ke lelapnya tidur, tentunya masih dengan perasaan siaga yang menanti kabar mu.

***

Hingga wangian subuh pun bangunkan ku, pikiran akan kabar dari mu, ku basuh dengan wudhu dan dua rakaat untukNya.
"Handphone ku dimana ya?" tangan dengan tangkas menyisir tepian tempat tidur.
Setelah ku temukann, sesegera aku tekan tombol pembuka kunci dan berharap akan banyak pesan permintaan maaf dari mu yang tidak memberi ku kabar semalam.

Haaaah benar, banyak sekali pesan yang masuk. 
Sebelum membaca pesan mu, aku mulai tak tenang melihat pesan nan panjang ini.
"Iya, ini dari kamu", jelasku.
Mulai ku baca dan ku cerna kata demi kata yang kau tulis.
Benar, kata "maaf" di awal pesan mu memang ada sesuai harapku.
Namun "maaf" ini seketika menyesakkan dada dan menghadirkan air hangat menyentuh pipi. "Ini bukan air wudhu". Pekik ku

Aku tak mampu menghafal kata demi kata di pesan mu. Namun ringkasnya, engkau menyerah akan tantangan hubungan kita.
Jantung yang tak normal lagi, dan memaksa otak untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan hati yang silih berganti.

"Tenang... tenang...", lirih ku berkata
"Mungkin aku belum terbangun" menghibur hati
Suara Papa yang memanggil menawarkan sarapan dapat ku jawab.
"Ini bukan mimpi" kata menampar hati
Derasnya tangis tak dapat ku bendung lagi, suara Papa pun lenyap karna tangisku.

***

Sepanjang hari, bertubi-tubi pertanyaan tak dapat ku jawab.
Pesan yang ku dapat dari mu kini, hanya kata "maaf", yang aku sendiri pun tak mampu memaafkan diriku sendiri.
Aku salah apa? Kamu salah? Ada apa dengan kita? Bukankan beberapa hari yang lalu kita masih bertemu dan rayakan hari jadi kita?

***

Pertanyaan-pertanyaan itu masih belum ku temukan jawabnya. Kini ku rasa kota ini memang benar-benar menyisakan pilu.

September, 2011

Untuk Tuhan

Selamat malam Tuhan.
Terima kasih atas rasa yang Engkau hadiahkan ini.

Tuhan...
Benarkah rasa sakit hanya sementara?
Apakah bahagia tak dapat abadi?
Dapatkah rindu hilang begitu saja?
Kecewa bisa dihapuskan?
dan Bagaimana agar Hamba dapat senantiasa tenang dalam rangkulanMu?

Tuhan, mereka bilang Engkau jauh
Itu tidak benar bukan?
Engkau sekarang melihat dan mendengar ku bukan?


Bye...

Kabut tebal tak dapat lagi disapu oleh guyuran ajaib Sang hujan.
Semakin tebal dan menyesakkan.
Sadisnya lagi, kabut kini bersarang di hati.
Ruang-ruang yang selalu berisikan tentangmu, juga tak dapat ku lihat jernih.

Semampunya ku telah berusaha tuk lunturkan kabut.
Apa daya, semua hal bertolak belakang dengan inginku.

Aku menyepi hindari kabut, bukan karena ku takut tak dapat bernafas puas.
Namun sesak ini telah menekan kerja otak yang tak dapat positif mencerna maksud.

Aku pergi jauhi kabut, bukan karena aku lemah.
Namun ini cara ku, untuk tetap bertahan kuat.

Kini ku rasa rintikan hujan mengalir di pipi.
Ini bukan tangis, percayalah!

Senin, 02 Juni 2014

"Aku seperti ini karna belajar dari kesalahan" By: Afuan Yuza Putra


 
Sepertinya kata itu tepat untuk kehidupanku saat ini, yaa aku ingin sekali memperbaiki semuanya.
Aku lupa kapan tepatnya hari itu, namun yang pasti hari itu akan menjadi hari penuh kesan. Hari dimana aku memutuskan suatu pilihan yang dihadapkan. 

Yaa aku yg mengalah. Aku sempat bingung dengan keadaan, aku lelah, aku seperti hidup di mimpi. Seorang perempuan yg aku kira baik untukku, bahagiaku, namun aku salah. Benar lebih baik kecewa dari pada menyesal. Aku sempat bahagia, namun sangat singkat. 
Kenapa? Aku yakin Tuhan punya rencana indah. Aku memilih pergi agar kami tidak saling menyakiti. 

Sendiri? Matahari juga sendiri. Namun iya tetap bersinar. Aku seperti dituntut untuk indah seperti bintang yang ditemani bulan. Sedih? Kecewa? Aku tidak ingin merasakan hal itu. 

Aku ingin bahagia. Kemana bahagia? Iya hanya bersembunyi di balik kesedihan, itu pertanda bahwa aku harus berusaha menyingkirkan kesedihan itu agar menemukan bahagia. Semua orang punya impian, dan aku harap mimpiku bisa di raih bersamamu. Tapi sudahlah, semua sudah berjalan dan akan ku nikmati. Jujur aku terlalu sirna pada keindahan mawar tanpa peduli mawar memiliki duri.
 

Hari-hari penuh cerita, namun cerita cinta menjadi cerita dunia dan syurga. Pernah kamu ingat disaat kita bersama? Tertawa? Bahagia? Bahkan melakukan hal konyol bersama, itu karna cinta. Ingin tangan ini menggapaimu, mata ini melihatmu, dan bibir ini tersenyum untukmu. Tapi bahagia itu pergi. Aku sadar aku bukan pecinta yang baik, aku seringkali membuat semuanya berantakan. Tetapi aku tidak mendua, aku mencintaimu sepenuh hati dan aku selalu berusaha menjadi yg terbaik untukmu. Aku tak ingin melihatmu menangis, apa lagi air matamu bukan aku penghapusnya.

Tetapi percayalah, semakin kita bersama akan semakin kita menyakiti. Aku ingin bersamamu, aku butuh cinta. Tapi Tuhan tidak memberikan apa yg kita inginkan, melainkan apa yg kita butuhkan.
Disana Kamu dan dia akan bahagia, tak apa aku disini sendiri. Tetapi aku akan seperti matahari yg bersinar sendiri, walau terbenam di senja hari.

Minggu, 05 Januari 2014

22 December 2011 at 09:31

sembilan belas tahun bukan lah waktu yang singkat yaa ma :)
ga hal mudah juga buat seseorang untuk mengandung, melahirkan, menyusui, membesarkan, mendidik, menyayangi, mencintai dan selalu memberikan yang terbaik untuk anaknya.
TAPI MAMA BISA MELAKUKAN SEMUANYA SENDIRI!

muah banyak dengar cerita tentang muah kecil dulu ma, mereka bilang muah susah makan.
gimanapun susahnya, mama tetap usaha biar muah makan kan ma.
bahkan sampe muah sebesar ini, mama masih perhatiin makan muah, ingatin makan terus, bahkan rela buat nyuapin mumuah :)

mama hebat ma!
mama ga pernah nuntut apa-apa, mama ga pernah nyuruh muah belajar (bukan karna mama ga sayang, tapi karna mama tahu gimana nyadarin muah supaya belajar sesuai kemauan muah sendiri)
mama ga pernah maksa muah untuk shalat (bukan karna mama pengen muah jauh dari Allah, tapi mama tahu gimana cara biar muah bisa shalat karna kemauan muah sendiri)
waktu muah kecil muah pernah nyuruh mama buat mukul muah kalo ga shalat kan ma? tapi mama cuma senyum dan bilang, mama sudah ajarkan dan sekarang itu urusan mumuah sama Allah, nanti kalo udah besar jangan ditinggal shalat nya nak :)

saat muah ngerengek karna muah ga nemuain yang muah cari, mama bantu mumuah :)
saat nilai ujian muah ga memuaskan, mama ga pernah nuntut atau marah tapi malah bilang "usaha terus yaa muah".
saat ujian SNMPTN kemaren mama nanya
mama : gimana ujian nya nak?"
muah : jauh maaa :(
mama malah senyum, ngelus punggung mumuah dan bilang "GA BERAKHIR DISANA, MASIH ADA NR ATAU COBA TAHUN DEPAN"
muah yang udah stres berat mikirin itu, tapi mama bisa jawab tenang kaya gitu tanpa nuntut kaya mama-mama orang kbanyakan.
saat muah takut bilang kalo muah putus, seolah mama tau muah gimana dan tiba-tiba nanya
mama : masih sama si A nak?
muah : udah ga lagi ma.
muah yang mikir mama bakal nanya banyak dan nyalahin siapa, tapi mama senyum dan bilang "APAPUN COBAANNYA TETAP SENYUM YA NAK"
saat muah sakit, dan nangis ga bisa ngapa-ngapa mama selalu ada :)
saat saat saat saat banyaaaaaaaaaaaaaaaaak! MAMA SELALU BISA, MAMA SELALU ADA!

Yaa Robb, untuk mama sedunia hamba berdoa
panjang kan umur nya, berikan selalu kesehatan, tegarkan mama untuk menjalani hari nya, sayangi mama.
dan tetap jadikan mama, orang terhebat dalam hidupku :*
dan bagi mama yang sudah mendahului kami, lapangkan kubur nya, jauhkan mereka dari azabMu Yaa Robb.

mumuah cinta mama :*

ka yakin teman-teman semua juga punya cerita hebat tentang mama, doakan mereka selalu :)



Siska Saputra. 2011. Kado buat Mama: https://www.facebook.com/notes/siska-saputra/kado-buat-mama-/312619905436393 (di unduh  16 November 2013)

Selasa, 17 Desember 2013

Mengemas Diri~

Saya masih terbayang akan mimpi tadi malam, seseorang berbadan tegap dan wajah yang tak dapat saya tangkap jelas sedang menunggu saya berkemas barang di depan pintu rumah. Membuat saya yang bergegas dan cermat untuk mempersiapkan barang yang akan saya bawa untuk perjalanan ini.
Belum jelas perjalanan ke daerah mana, namun tampaknya ini perjalanan yang jauh.

Dan yang tak saya lupakan ialah jawaban saya atas pertanyaan yang dilontarkan oleh seorang karib "Kamu hendak kemana?". Saya akan "meninggal", dan saya akan mempersiapkan segalanya.
tentunya saya sangat tahu maksud dari "meninggal" yang saya sampaikan. Yaaah meninggalkan dunia.

Perjalanan yang begitu jauh dan membutuhkan bekal yang banyak. Persiapan bertemu Tuhan, apa yang akan saya bawa?

Subhanallah, ini peringatan bagi saya.
Terbangun dari tidur dengan keringat yang begitu luar biasa. Tampaknya begitu nyata akan kehadiran sosok itu.

Sepanjang hari membuat saya membuka mata atas persiapan saya menghadapi kematian. Apa saya akan bertemu Tuhan dengan amal yang tak seberapa?
Dengan kesalahan yang tak terhingga.
Kebaikan apa yang telah saya lakukan selama ini? Dan begitu banyak hal buruk yang saya lakukan.

Memang, siap atau tidak siap hari itu akan tetap ada. Entah kita akan dibawa pergi dalam keadaan yang baik, atau bahkan sebaliknya.

Pelajaran yang saya terima ialah, sesungguhnya sosok berbadan tegap di mimpi yang akan membawa saya bertemu dengan Tuhan selalu ada di dekat saya. namun Tuhan masih memberi kesempatan untuk mengubah diri, berbuat baik dan mempersiapkan kematian dengan matang. Sehingganya saya dapat bertemu denganNya dengan keadaan yang pantas.

Sabtu, 16 November 2013

Ganti Itu dari Allah

19 December 2011 at 18:18
Allah tidak pernah mencabut sesuatu dari Anda, kecuali Dia menggantinya dengan yang lebih baik. Tetapi, itu terjadi apabila Anda bersabar dan tetap ridha dengan segala ketetapanNya.
"Barang siapa yang Ku ambil kekasihnya (matanya) tetap bersabar, maka Ku akan menggantinya dengan surga."
"Barang siapa Ku ambil orang yang dicintainya di dunia tetap mengharapkan ridhaKu niscaya Aku akan menggantinya dengan surga."

Maka, Anda tak usah terlalu bersedih dengan musibah yang menimpa Anda, sebab yang menentukan semua itu adalah dzat yang memiliki surga balasan, pengganti, dan ganjaran yang besar.

Selamat atasmu karena kesabaranmu. Maka, alangkah baiknya tempat kesudahan itu (Q.S Ar Ra'd 24)

Umur dunia ini sangat pendek dan gudang kenikmatannya pun sangat miskin. Adapun akhirat, lebih baik dan kekal. sehingga barang siapa di dunia mendapat musibah ia akan mendapat kesenangan di akhirat kelak.

Wahai orang-orang yang tertimpa musibah, sesungguhnya tak ada sesuatu pun yang hilang dari kalian. Kalian justru beruntung, karena Allah selalu menurunkan sesuatu kepada para hambaNya dengan surat ketetapan yang disela-sela huruf kalimatnya terdapat suatu kelembutan.
Maka dari itu, siapa saja yang tertimpa musibah yang hebat, ia harus menghadapinya dengan sabar, mata yang jernih dan pola pikir yang panjang.

dikutip dari buku : Laa Tahzan~Note on Facebook